Kamis, 02 Februari 2012

Xylocarpus moluccensis sebagai Senyawa Antimikroba Alami Bagi Perairan

Xylocarpus moluccensis (lamk) Roem yang dikenal dengan sebutan niri/nyiri batu merupakan jenis mangrove dengan tinggi antara 5-20 m dengan akar nafas mengerucut berbentuk cawan. Kulit kayu halus, sementara pada batang utama memiliki guratan-guratan permukaan yang tergores dalam. Daunnya lebih tipis dari X. granatum dengan susunan daun berpasangan (umumnya 2-3 pasang pertangkai), ada pula yang menyendiri. Letak daun majemuk berlawanan dengan bentuk elips hingga bulat telur terbalik dengan ujung meruncing. Bunganya terdiri dari dua jenis kelamin atau berina saja dengan formasi gerombol acak. Buah berwarna hijau bulat seperti jambu bengkok dengan diameter 8-15 cm.
Karena kekuatan kayunya, Xylocarpus moluccensiscarpus moluccensis bisa dipakai untuk kayu bakar, membuat rumah, perahu, kadang-kadang untuk gagang keris, bijinya digunakan sebagai obat sakit perut. Dan tanin kulit kayu digunakan untuk membuat jala serta sebagai obat pencernaan.
Penelitian di Bangladesh sedang mengindikasikan Xylocarpus moluccensis sebagai senyawa antimikroba alami. Dalam batang Xylocarpus moluccensis terdapat kandungan limonoid, ester esensial, terpenoids, dan steroid. Pada percobaan, limonoid dipisahkan dari tiga senyawa lainnya dan senyawa yang terpisahkan itu diekstraksi dan dicampur dengan masing-masing petroleum eter, etil asetat, dan metanol. Ekstrak EtOAc difraksinasi dengan Vacuum Liquid Chromatography (VLC) diatas silica gel. Kemudian senyawa murni diisolasi dan dibersihkan dari fraksi berbeda menggunakan tipe berbeda dari teknik chromatografi.
Penggunaan Xylocarpus moluccensis sebagai antibakteri in vitro dan jamur menggunakan senyawa mentah murni sebaik isolasi senyawa menggunakan difusi piringan. 16 gram bakteri, 5 gram positif (Bacillus subtilis, B. megaterium, B. cereus, Staphylococcus aureus, Sarcina lutea) dan 11 gram bakteri negatif (Shigella sonii, Shigella bodyii, Shigella dysenteriae-type 1, Shigella dysenteriae-type 2, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhii, Salmonella paratyphii A, Salmonella paratyphii B, Vibrio mimicus, dan Vibrio cholerae) serta 8 jamur (Aspergilus niger, Aspergilus fumigatus, Candida albicans, Candida krusei, Candida oryzae, Saccharromyces cerevisiae, Rhizopus oryzae, Trichoderma sp) digunakan untuk diuji ketahanannya. Nutrien berupa media agar digunakan untuk pengembangbiakan bakteri dan media kentang untuk pengembangbiakan jamur.
Aktivitas mikroba menggunakan piringan berisi ampicilin yang kemudian diletakkan pada petri sebagai kontrol positif atau negatif sementara aktivitas cytotoxic menggunakan uji lethal pada udang air asin.
Aktivitas antimikroba dan antibakteri dari petroleum eter, etil asetat, EtOAc, serta ekstrak metanol pada Xylocarpus moluccensiscarpus moluccensis menunjukkan hasil berlawanan dengan 16 bakteri dan 8 jamur. Bakteri gram negatif seperti Shigella sonii, Shigella boydii, Pseudomonas aerugnosa, Salmonella paratyphii B, serta Vibrio cholerae menunjukkan tingkat sensitivitas tinggi terhadap ekstrak etil asetat. B. megaterium sensitif terhadap ekstrak EtOAc sementara bakteri gram positif-negatif lainnya menunjukkan sensitivitas yang ringan. Ekstrak petroleum eter sensitif kuat pada Shigella sonii, Shigella boydii, Pseudomonas aerugnosa, Salmonella paratyphii B, serta Vibrio cholerae dan ringan melawan B. megaterium, B. cereus, Staphylococcus aureus. Sementara ekstrak metanol tidak menunjukkan adanya sensitivitas.
Ekstrak etil asetat menunjukkan wilayah hambatan mencolok melawan jamur yaitu Aspergilus niger dan A. fumigatus. Ekstrak petroleum eter tidak menunjukkan adanya aktivitas anti jamur.
Dari hasil uji lethal dari udang air asin menunjukkan ekstrak EtOAc mentah dan fraksi terpilih memberikan racun pada udang air asin. Tes pada sampel menunjukkan tingkat mortalitas pada konsentrasi yang berbeda atau dengan kata lain tingkat mortalitas meningkat seiring dengan peningkaran konsentrasi masing-masing sampel. Persentase mortalitas naupli udang air asin telah dikalkulasikan untuk setiap konsentrasi dari masing-masing sampel. Konsentrasi sepotong kayu Xylocarpus moluccensis vs persentase mortalitas menunjukkan adanya hubungan linear diantara mereka. Sehingga penelitian ini mengindikasikan batang Xylocarpus moluccensis bisa digunakan sebagai sumber yang baik untuk senyawa antimikroba pada perlakuan penyakit yang berbeda.