Jumat, 22 Februari 2013

Xylocarpus Granatum, Bedak Mangrove dengan Kandungan Tabir Surya yang Tinggi


Xylocarpus granatum, biasa dikenal dengan sebutan nyiri merupakan sejenis pohon yang  berukuran sedang, selalu hijau atau luruh, tinggi mencapai 22 m, dan bergaris tengah hingga 1 m. Terkadang dijumpai pohon berakar banir; sering dijumpai sistem akar berupa akar napas atau permukaan akar seperti pita; kulit batang bercelah atau bersisik. Tanaman ini berdaun majemuk menyirip genap, duduk ibu tangkai berseling (alternate), terdapat (1-)2-3 pasang anak daun; anak-anak daun memiliki bentuk jorong atau bulat telur (sungsang), panjang 4-17 cm dan lebar 2-9 cm.  Buah kapsul, halus berkayu, bergaris tengah hingga 25 cm, mengandung 6 - 18 biji. Biji berbentuk persegi empat, panjang hingga 6 cm, berwarna coklat. 

Xylocarpus granatum tumbuh di sepanjang pinggiran sungai pasang surut, pinggir daratan dari mangrove, dan lingkungan payau lainnya yang tidak terlalu asin. Seringkali tumbuh mengelompok dalam jumlah besar. Di Indonesia tersebar di Jawa, Madura, Bali, Kepulauan Karimu Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Maluku dan Sumba, serta Irian Jaya. Tanaman ini biasanya digunakan sebagai bahan pembuatan perahu karena ukurannya kecil, kulit kayu dikumpulkan karena kandungan taninnya yang tinggi. Tanin ini biasa digunakan sebagai pengawet jaring, lem, bahan pewarna kain, dan lain-lain.

Ternyata jenis mangrove ini juga memiliki kegunaan lain. Sebuah penelitian yang dilakukan Linawati Hardjito, peneliti dari IPB, telah membuktikan manfaat biji mangrove untuk melindungi kulit manusia dari sengatan sinar matahari.

Sebetulnya pemanfaatan biji mangrove untuk tabir surya sudah dilakukan bertahun-tahun masyarakat di Bugis. Tidak hanya pada masyarakat Bugis, Sulawesi Selatan, saja yang memanfaatkan biji mangrove untuk melindungi kulit dari sengatan matahari. Pada masyarakat Ternate, biji mangrove dijadikan ekstrak untuk mencegah kanker rahim.

Biji mangrove yang terdapat di dalam buah mangrove mengandung antioksidan dan bahan aktif untuk melindungi kulit dari sengatan sinar ultraviolet. Kandungan flavonoid dan tanin mampu mencegah terjadinya kanker kulit akibat sering terpapar sinar matahari. 

Biji mangrove diolah menjadi ekstrak dan diberi zat tambahan lainnya untuk dijadikan krim tabir surya. Ekstrak biji mangrove mengandung sun protector filter (SPF) 22. Sementara itu, standar nasional Indonesia (SNI) untuk tabir surya SPF-nya minimal 15. Maka tabir surya dari mangrove itu lebih dari cukup untuk melindungi kulit dari sengatan matahari. Krim tabir surya itu warnanya mirip dengan warna kulit dan tidak memakai bahan pengawet. Sedangkan baunya, mirip bau mangrove.

Ekstrak biji ternyata juga mengandung bahan polar dan nonpolar, sehingga dapat digunakan sehari-hari maupun saat berenang.

Referensi:
http://www.mangrovesforthefuture.org/assets/Repository/Documents/KeSEMaT-Buku-Beragam-Produk-Olahan-Berbahan-Dasar-Mangrove2.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar